Rabu, 21 Juli 2010

ANALISA & PERBANDINGAN SISTEM OPERASI


1. Kekurangan dan Kelebihan Windows XP

KelebihanWindows XP
1. Microsoft Windows XP memiliki stabilitas yang tinggi terhadap sistem yang dimilikinya.
2. Aplikasi yang dijalankan pada system Windows XP dapat dijalankan oleh komputer lain melalui internet.
3. Dengan menggunakan Remote Assistence kita dapat memonitor kerusakan komputer yang terjadi pada komputer lain dari jarak jauh melalui internet.
4. Memiliki sistem keamanan yang dapat digunakan untuk melindungi folder-folder khusus agar dapat digunakan oleh pemiliknya sendiri.
5. Windows XP dapat digunakan untuk berbagi aplikasi secara real time ke seluruh dunia.
6. Banyak software yang kompatibel
7. Banyak software yang stabil berjalan di operating sistem ini
8. Tidak akan ada masalah atau konflik antara software dan hardware
9. Instalasi software masih mudah dibandingkan dengan instalasi di sistem operasi yang lain


Kekurangan Windows Xp
1. Pihak Microsoft sangat membatasi kenyamanan pemakaian terhadap sistem operasi Windows XP ini dimana setiap pengguna harus melakukan aktivasi pihak Microsoft pada periode-periode tertentu.
2. Tidak adanya Java Virtual Machine seperti generasi-generasi Windows sebelumnya
3. Harga licensinya cukup mahal
4. Komunitasnya terlalu sedikit, karena bersifat closed-source
5. Banyaknya virus yang sering menyerang Windows xp
6. Sistem yang kurang stabil


2. Kelebihan & kekurangan Ubuntu

Kelebihan ubuntu


3D Interface

Salah satu hal yang dibanggakan oleh Microsoft pada Windows Vista adalah interface barunya, Aero. Sayangnya, Aero dapat membuat komputer yang berspesifikasi tinggi berjalan lambat. Laptop dengan memori 2 GB pun akan terasa lambat. Ini disebabkan Windows Vista menuntut spesifikasi hardware yang tinggi.

Sebetulnya sebelum Windows Vista di rilis, Ubuntu telah mampu menampilkan interface 3D. Pada versi Ubuntu 7.04, banyak orang yang mengatakan bahwa interface Ubuntu (Beryl) justru lebih menawan daripada Aero – dan hanya membutuhkan spesifikasi komputer yang tidak terlalu tinggi.

Kompatibilas

Ubuntu kompatibel dengan hampir semua perangkat keras terbaru. Untuk mendapatkan daftar lengkap mengenai hardware apa saja yang telah didukung oleh Ubuntu, silahkan kunjungi alamat https://wiki.ubuntu.com/HardwareSupport. Pada halaman tersebut, anda dapat melihat tabel yang berisi data kompatibilitas suatu hardware terhadap Ubuntu.

Banyak orang yang terkejut ketika menemukan bahwa Ubuntu dapat menemukan semua perangkat keras yang ada dikomputer mereka secara otomatis dan mengkonfigurasinya sehingga siap pakai. Bahkan berbagai W-LAN ccard, yang biasanya jarang dikenali, kini sudah terdeteksi secara otomatis. Dengan update yang tergolong cepat, Ubuntu siap untuk mendukung hardware-hardware baru yang ada di pasaran. Patch kecil yang disediakan secara berkala baik secara resmi maupun dari pihak ketiga akan selalu disediakan untuk membantu kompatibilitas Ubuntu dengan hardware terkini.

Kemudahan Migrasi

Sejak versi Ubuntu 7.04, Ubuntu sudah menyertakan Migration Tool. Feature ini sudah menjadi tool default. Utility akan membantu anda dalam memindahkan data anda dari Windows ke Ubuntu dengan sangat mudah.

Selain itu, Ubuntu juga memberikan website khusus dengan alamat https://help.ubuntu.com/community/SwitchingToUbuntu. Di halaman ini tertera artikel yang membantu anda dalam melakukan migrasi, baik dari Windows Mac OS, maupun dari distro Linux lainnya. Pada halaman ini, anda juga dapat melihat aplikasi-aplikasi padanan di Ubuntu untuk aplikasi populer yang biasa digunakan di Windows dan Mac OS.


Kekurangan ubuntu

kekurangan ubuntu cuma 1.

kekurangan ubuntu cuma 1. Dipaketkan dalam CD. Jadi masih perlu DVD repo ato terhubung ke internet. Seandainya dipaketkan dalam 1 DVD, saya yakin ubuntu bisa bersaing dengan opensuse ato mandriva :D. btw saya pemakai openSUSE 10.3 :D

kekurangan UBuntu karena dalam paketnya tidak dilengkapi dengan repository langsung, namun memerlukan download repository secara manual baik melalui internet maupun DVD repository.


3. Kelebihan & Kekurangan Redhat

Kelebihan RedHat

1.Instalasinya mudah . Karena merupakan revolusioner Linux.

2. Standar baku file binner pada Linux

Redhat diakui sebagai server tercepat dibandingkan dengan linux server lainnya. Selain sebagai server tercepat, Redhat juga dapat digunakan sebagai client maupun sebagai PC desktop/PC standolone. Saat ini redhat sudah beredar dengan versi 9.0 yang dapat menggunakan desktop Genome dan juga KDE.


Kekurangan Redhat

1. Dukungan multimedia buruk

2. Transisi RedHat ke Fedora mengkhawatirkan.

3. Namanya kurang familiar


4. Kelebihan & kekurangan Mandrake

Kelebihan Mandrake

  • Mandrake merupakan sistem operasi bebas dan terbuka alias tidak ada biaya lisensi untuk membeli atau menggunakan Linux.
  • mandrake dengan tampilan visual yg memudahkan dalam penggunaannya. Efek 3D dimensi untuk desktop pun sudah bisa dinikmati.
  • mandrake memiliki aplikasi yg lengkap dan terus dikembangkan “ aplikasi yang terdapat di Windows, telah terdapat di Linux”
  • mandrake memliki keamanan yg sangat baik. “Dah coba sebagai server “Suse”
  • mandrake relatif stabil “Kata temen yg menggunakan Slackware”
  • Penggunaan mandrake hanya memerlukan komponen komputer yg kecil dengan kata lain computer yg “Jadul” pun bisa dipakai.

Kekurangan mandrake
Mandriva

Mandriva Linux yg sebelumnya bernama Mandrakelinux atau Mandrake Linux merupakan suatu distribusi Linux yang diciptakan oleh Mandriva. Itu menggunakan RPM Package Manager. Bila redhat direkomendasikan sebagai server, maka mandrake dijadikan sebagai client yang handal. Tujuan awal dari diciptakannya Mandrake Linux adalah untuk mempermudah penggunanya dalam melakukan installasi dan penggunaan Linux itu sendiri. Sebelum keluarnya Corel Linux, Mandrake merupakan distribusi linux yang paling familiar. Jika Redhat keluar desktop manager menggunakan Gnome, maka inux Mandrake keluar dengan desktop manager KDE buatan SuSE Jerman


5. Kelebihan & Kekurangan Debian

Kelebihan debian

- paling- paling familiar buat kita...udah 2 th kita pake terus.
- perkembangan antar distronya cukup pesat
- tampilan sangat menarik
- sangat baru, rilis terakhir awal Oktober 2001
- mudah untuk pemakaian sehari-hari, baik desktop maupun server
- add/remove program pake RPM, cukup mudah.
- berisi software2 keluaran terbaru (baik beta, stable, maupun unstable).
- ...

admin Friendly

Admin yang dimaksudkan adalah “System Administrator� (SysAdmin), yaitu orang yang bertanggung jawab akan kestabilan dan keamanan komputer server. Seringkali seorang SysAdmin perlu melakukan “Remote Administration�, yang mana sangat boros “resources� jika harus dilakukan pada lingkungan GUI (X-Windows), maka pilihan terbaik adalah dilakukan pada lingkungan Console (Shell). Hampir semua O/S “UNIX-Like� (sistem operasi berbasiskan UNIX) seperti Linux, BSD, Minix, masih melestarikan kekuatan console ini. Beberapa contoh “Control Panel� yang fleksibel digunakan pada lingkungan GUI maupun console adalah YasT pada O/S SUSE Linux (berbasis Redhat) dan Adminmenu pada O/S Libranet Linux (berbasis Debian). Tentu saja pada Debian juga tetap mempertahankan kekuatan dari lingkungan console.

User Friendly

Pada awalnya O/S Linux dikenal sebagai O/S Server,bukan O/S Desktop. Seiring dengan perkembangan pengguna Linux, maka semakin banyak O/S Linux yang lebih meningkatkan “Kenyamanan User” tanpa harus mengorbankan kinerja, kestabilan dan keamanannya. Sebagai contoh O/S Mandrake Linux (berbasis Redhat), atau O/S Xandros Linux (berbasis Debian),dll. Tentu saja pada O/S Debian Linux juga mengalami evolusi yang sama.

3. Hardware Friendly

Seringkali “feature� canggih dari sebuah O/S harus dibayar mahal dengan dukungan hardware yang sangat “mewah�. Padahal jika sebuah O/S dioptimalkan kinerjanya,bisa berjalan pada hardware yang mungkin tergolong lama. Sebagai contoh pada O/S Libranet Linux 2.8.1, hardware minimalnya adalah Processor Intel Pentium 100, 64 MB RAM, dan 4GB ruang kosong Harddisk. Sedangkan pada O/S Debian Linux 3.1, sebagai O/S Desktop dibutuhkan minimal Processor Intel Pentium 100, 64 MB RAM, dan 3GB ruang kosong Harddisk.

Architecture Independent .

Pada umumnya sistem operasi jalan pada 1 arsitektur processor saja. Sebagai contoh O/S Mac-OS berjalan pada processor motorola (Mac PC) saja, sedangkan O/S Redhat yang pada awalnya mendukung beberapa jenis processor, sekarang O/S Redhat mendukung processor Intel saja. Debian sejak awal dapat berjalan pada beberapa processor, sampai release terbaru Debian dapat berjalan pada 11 arsitektur processor, yaitu Intel i386/i486/i586, Alpha, ARM, Intel IA-64, Motorola 68k, MIPS, PA-RISC, PowerPC, Sparc (dan UltraSparc), IBM S/390 dan Hitachi SuperH.

Kernel Independent

Kernel adalah “nyawa” dari sebuah sistem operasi, karena didalamnya berisi “library” yang akan menerjemahkan instruksi dari software aplikasi agar dapat dimengerti oleh hardware. Pada umumnya O/S hanya dapat mendukung satu jenis kernel saja, misalnya O/S Redhat Linux mendukung kernel Linux, sedangkan pada O/S FreeBSD mendukung kernel BSD. Anehnya Debian mendukung beberapa jenis kernel. Pada saat Debian berjalan diatas kernel linux, kita menyebutnya O/S Debian GNU/Linux. Selain itu Debian dapat juga berjalan diatas kernel Hurd atau BSD, maka kita menyebutnya O/S Debian saja. Jadi Debian sejak awal sudah bersiap diri jika suatu saat kernel linux tidak “free” lagi, maka Debian dapat menggunakan kernel lain yang masih “free”.

. Free Software

Seringkali orang menyalah artikan istilah “free” dengan gratis. Padahal arti sebenarnya lebih kearah “kebebasan” untuk melakukan modifikasi secara keseluruhan sebuah O/S, karena kita memiliki akses sepenuhnya terhadap “source code” O/S tersebut. Pada sistem operasi komersial para penggunanya tidak diijinkan untuk mengakses kedalam “source code” nya, dan hanya diijinkan untuk merubah konfigurasinya saja. Artinya kita akan sepenuhnya mengantungkan hidup kita pada dukungan dari vendor tersebut jika terjadi kesalahan (bug) pada sistem operasi kita. Itulah alasan mengapa NASA memilih Debian sebagai sistem operasi mereka. Pada O/S Redhat tidak semua applikasinya disertai “source codeâ€Â�, sebab didalamnya terdapat juga aplikasi “Sharewareâ€Â� dan “Freewareâ€Â�. Lain halnya dengan O/S Debian yang akan mengeluarkan software aplikasi dari CD Releasenya, jika tidak bersedia memberikan “souce codeâ€Â�nya. Ini pernah terjadi pada KDE yang merupakan produk software komersial, sehingga beberapa release Debian tidak menyertakan KDE didalamnya, dan menggantinya dengan software “OpenSourceâ€Â� yakni GNOME. Namun karena akhirnya KDE bersedia memberikan “source codeâ€Â� nya, maka hingga kini Debian memasukkan KDE kedalam CD releasenya. Jadi Debian satu-satunya O/S yang 100% free (free, legal dan OpenSource).

. Free Security Update

Hampir semua O/S menyediakan “patchingâ€Â� pada situsnya untuk menutup celah keamanan (security hole) pada sistem operasinya. Namun mereka tidak menyediakan “patchingâ€Â� pada software applikasi yang di-install diatas sistem operasi tersebut(ini diserahkan kepada vendor software aplikasinya). Pada situs resmi Debian (http://security.debian.org) memberikan “patchingâ€Â� pada sistem operasinya & juga semua applikasi yang di-install diatas Debian (dengan syarat proses instalasi harus sesuai prosedur instalasi secara debian). Salah satu keunggulan Debian dibandingan Linux lainnya adalah ketatnya “audit security” di tiap “packageâ€Â� aplikasinya. Seringkali sebuah “packageâ€Â� aplikasi harus antri selama berbulan-bulan (bahkan sampai 3 tahun) baru bisa masuk ke CD Release Debian, karena dianggap masih memiliki celah keamanan pada “packageâ€Â� aplikasinya. Apakah akan berhenti proses “audit security” ketika sebuah package sudah masuk ke CD Release Debian, tentu tidak! Setiap kali ditemukan celah keamanan pada suatu “packageâ€Â� aplikasi pada CD Release Debian, maka akan diumumkan pada situs resmi debian, dan biasanya akan bermunculan berbagai solusi dari komunitas pengguna Debian. Maka solusi terbaik akan dipilih dan dimasukkan pada situs resmi diatas. Jadi siapa saja pengguna Debian diseluruh dunia yang “onlineâ€Â� di internet, dan melakukan “update securityâ€Â� (dengan 2 perintah ajaib debian, yakni “apt-updateâ€Â� dan “apt-upgradeâ€Â�), maka sistem operasi dan seluruh aplikasi yang terinstall diatasnya akan secara otomatis di “patchingâ€Â�.Jadi semakin kita rajin melakukan update security, maka O/S kita semakin aman. Dan hebatnya lagi semua itu diperoleh dengan gratis !

Apakah hanya terbatas pada 7 keuntungan diatas ? Jawabannya tentu saja tidak, sebab tiap pengguna O/S Debian bisa memberikan berbagai alasan mereka mengapa menggunakan Debian sesuai dengan profesi dan bidang pekerjaannya.

==========================================
Debian memiliki konsep Distro Release yang ketat & teruji
==========================================

Pada awal lahirnya Debian, konsep “distribution” (distro) masih merupakan hal baru. Distro adalah pengorganisasian kernel (Hurd,BSD, atau Linux), dengan software GNU (misalkan gcc, vi, fetchmail,dll), ditambah software OpenSource (misalkan Apache, MySQL, dll), dan lingkungan “Shellâ€Â� nya (misalkan bash, ksh, csh, X, dll), kedalam sebuah paket aplikasi, lengkap dengan mekanisme installasinya, sehingga menjadi satu “Operating System” yang lengkap.

Distro bersifat “terbuka” (open) dan “bebas” (free),artinya distro terbuka bagi siapa saja untuk ikut memberi kontribusinya sebagai software developer, dan para pemakai bebas menggunakan / memodifikasi distro tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Agar standar kualitas yang tinggi tetap terjaga, maka dibuat “kebijakan”(policies) dan prosedur untuk membuat “paket aplikasi” (package). Debian adalah satu-satunya distro bersifat “Micro Package”, artinya distro yang menggunakan informasi “ketergantungan” (dependency) antar “package”, agar O/S tetap konsisten ketika mengalami proses upgrade. Untuk itu perlu didukung dengan beberapa “software-tools” seperti APT,Aptitude, dll. Karena begitu “powerfull-nya”, APT ini diadopsi oleh banyak O/S komersial yang tidak berbasiskan Debian seperti O/S Linspire Linux (berbasis Redhat).

Keunikan Debian lainnya adalah aturan release Distro Debian.Sering pada saat Distro Linux megeluarkan release terbaru, maka versi yang lama akan obsolete sedangkan aplikasi terbaru akan sulit diakses oleh non-developers. Pada Debian justru sebaliknya, versi lama tetap bisa diakses, sedangkan versi terbaru bisa dengan mudah digunakan siapa saja. Debian menggunakan 3 tipe release (3-tier release system), dan versi dengan angka (growing number of obsolete versions).

Adapun 3-tier Release System pada Distro Debian adalah sbb :
1. Current Release (Stable-Release) ————————————

Merupakan release terakhir yang dikeluarkan oleh Debian. Saat tulisan ini ditulis “current releaseâ€Â� nya adalah Debian 3.1 dengan code-name “sarge”.

2. Current Pre-Release (Testing-Release) —————————————–

Merupakan calon “stable releaseâ€Â� berikutnya yang akan terus-menerus dilakukan perubahan dan test sebelum menjadi versi release. Saat tulisan ini ditulis “current pre-releaseâ€Â� nya adalah Debian 3.2 dengan code-name “etch”.

3. Unstable Release (CodeName “Sid�)

Merupakan versi release dimana berkumpulnya aplikasi-aplikasi terbaru untuk dilakukan ujicoba secara intensif, dan memang release ini tidak dianjurkan digunakan pada suatu “production - system”. Seringkali terjadi “broken-package” pada saat proses instalasi pada versi ini, sebab aplikasi memang pada tahap ujicoba. Pemberian nama (code-name) pada Debian menggunakan nama - nama karakter dalam film kartun “Toy Storyâ€Â�. Nama “Sidâ€Â� adalah karakter anak kecil yang sangat destruktif yang tidak boleh keluar dari rumah. Dan memang pada release inilah tempat dimana para developer aplikasi yang sangat berpengalaman melakukan “testingâ€Â� dan “debuggingâ€Â� pada aplikasi baru. Namun banyak juga user Debian yang mengambil aplikasi-aplikasi dari “Unstable Releaseâ€Â�, yang kemudian dijalankan untuk diuji. Kadang mereka mendapatkan bahwa aplikasi dalam release ini sangat handal, yang tidak mereka temukan pada O/S terkenal lainnya.

Ada tier khusus yang seharusnya tidak boleh disentuh oleh user biasa pada umumnya, yaitu “Experimental”. Disinilah para developer mengolah package yg masih secara intensif dalam proses pengembangan. Seringkali banyak package aplikasi mengalami kegalalan dalam proses instalasi dan dapat merusak data pada aplikasi yang telah terinstall. Ini tejadi terutama pada aplikasi yang mengalami perubahan drastis. Jadi package yang ada dalam release “Experimental” hanya khusus untuk user yang benar-benar mengerti apa yang dia kerjakan, dan user yang ingin membantu melakukan tes terhadap software terbaru yang masih belum sepenuhnya siap (the very latest bleeding-edge software).

Beberapa release debian adalah sebagai berikut :

[Version-CodeName-Date] [Purpose]

1.1 Buzz (17/06/1996) obsolete Stable release
1.2 Rex (12/12/1996) obsolete Stable release
1.3 Bo (05/06/1997) obsolete Stable release
2.0 Hamm (24/07/1998) obsolete Stable release
2.1 Slink (09/03/1999) obsolete Stable release
2.2 Potato (15/08/2000) obsolete Stable release
3.0 Woody (19/07/2002) obsolete Stable release
3.1 Sarge (06/06/2005) current Stable release
3.2 Etch current Testing pre-release
n/a Sid current Unstable development version
n/a Experimental dangerous pre-release packages

Pada saat debian woody release (7 set CD), jika kita membuat sebuah “master mirror� akan membutuhkan ruang kosong harddisk 80GB dan meliputi sekitar 11.000 package software. Sedangkan saat debian sarge release (14 set CD), meliputi sekitar 15.400 package software & dikerjakan oleh 1.600 “Debian Developers�. Hebatnya lagi semuanya bersifat terbuka source codenya dan gratis (open source and free).

=========================================
Debian memiliki teamwork yang teroganisir sangat baik
=========================================

Proyek Debian secara resmi dicetuskan oleh Ian Murdock pada tanggal 16 Agustus 1993. Debian sendiri mempunyai ejaan resmi yaitu “deb ee n”, nama ini berasal dari gabungan nama pencetus Debian yakni Ian Murdock dan istrinya Debra.

Pada awalnya pembuatan Proyek Debian mendapat sponsor dari proyek FSF GNU (Free Sofware Foundation GNU) selama 1 tahun (Nopember 1994 sampai dengan 1995). Proyek Debian memberikan penekanan pada kehati- hatian dan kesinambungan dalam pembuatan package. Proyek dimulai dari sekelompok kecil “Free Software Hackers” (tightly-knit group of Free Software hackers), lalu secara bertahap berkembang menjadi komunitas besar “user “ dan “developerâ€Â�.

Debian adalah contoh dalam skala besar apa yang disebut oleh Eric S. Raymond sbg “project software developmentâ€Â� dg “Style Bazaarâ€Â�. Proyek debian sepenuhnya terbuka bagi siapa saja, melibatkan berbagai jenis orang yang berbeda, tiap orang melakukannya karena dia merasa senang melakukankannya. Walau dalam kenyataannya Debian tidak mempunyai legalitas kelembagaan, tidak ada perusahaan Debian, tidak ada pemegang saham,dewan komisaris,dewan direktur, bahkan organisasi non-profit (Debian menggunakan organisasi “Software in The Public Interest” sebagai payung hukum), namun Debian sendiri tetap berjalan sebagai sebuah “Proyek Kerjasama dalam Skala Besar”.

Struktur keanggotaan dalam Proyek Debian bersifat sukarela dan demokratis. Adapun struktur keanggotaannya dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Debian Users.

Adalah siapa saja yang menggunakan distribusi Debian, baik sebagai “System Administrator� yang menggunakan berbagai jenis prosessor, ataupun user biasa yang menggunakan Debian di rumahnya. Termasuk didalamnya adalah siapa saja yg secara langsung memberikan kontribusi kepada project, misalkan mengirimkan “patches�, bug report, dan membuat debian packages.

2. Debian Developers (DD).

Saat ini ada sekitar 1.600 DDs yang memiliki beberapa hak tambahan yaitu mereka dapat secara langsung meng-upload package software (karena merekalah yang membuat dan merawat package). User selain DD yang menginginkan package-nya masuk kedalam Distro Debian, harus mendapatkan sponsor dari DD, jika tidak mereka tidak akan dapat mengupload package software kedalam antrian. Seorang DD dapat juga memberikan pilihan (vote) pada saat penentuan policy atau pada saat pemilihan posisi-posisi khusus pada proyek Debian, dan mereka dapat juga mencalonkan diri mereka sendiri.

3. Debian developer yg memegang posisi khusus (Official Positions).

Posisi khusus tsb antara lain adalah “Debian Project Leader� (DPL), anggota “Technical Committee�, “Release Manager� pada setiap release dari O/S Debian, dan manager dari berbagai infrastruktur seperti “mirrors� dan “build farm�. Untuk mendapatkan penghargaan dari orang-orang yang terlibat dalam “Debian Project� dan agar diakui menjadi “Debian Developer�, yg perlu dilakukan adalah berikan kontribusi nyata ke “Debian Project.� Jadi segeralah subscribe ke “Debian-Devel� dan terlibat didalamnya.

Debian mengalami beberapa kali perubahan kepemimpinan sejak 1993. Adapun beberapa nama yang pernah menjadi Debian Project Leader (DPL) adalah sbb :

[Nama] [Periode-Kepemimpinan]

Ian Murdock Agustus 1993 - Maret 1996
Bruce Perens April 1996 - Desember 1997
Ian Jackson Januari 1998 - Desember 1998
Wichert Akkerman Januari 1999 - Maret 2001
Ben Collins April 2001 - April 2002
Bdale Garbee April 2002 - April 2003
Martin Michlmayr Maret 2003 - Maret 2005
Branden Robinson April 2005 - sekarang (saat tulisan ini dibuat)

Kira-kira kapan ya, banyak orang Indonesia yang jadi “Debian Developers�, syukur-syukur jadi Debian Project Leader (DPL) ?

======================================
Debian menjadi “mesin” bagi banyak O/S OpenSource
======================================

Karena begitu populernya sistem operasi Debian akhir-akhir ini, juga akibat kekecewaan para pengguna O/S Redhat (sebab menjadi 100% produk komersial), maka banyak penggemar Linux dan penggemar produk OpenSource beralih ke O/S Debian GNU/Linux. Sayangnya Debian dikenal sebagai O/S dengan konsep “software developmentâ€Â� yg “kaku dan kolot”, dimana sangat pelit memasukkan software “OpenSourceâ€Â� versi terbaru kedalam distronya, sebelum benar-benar teruji dari sisi keamanannya ataupun kestabilannya.

Maka banyak pihak membuat distro sendiri, namun tetap menggunakan “mesin” Debian, yg terkenal stabil & secure. Karena “social contract” dari debian mengharuskan debian “freeâ€Â�, maka jika dikomersialkan harus menggunakan nama lain, dan harus berbeda pengemasan distronya. Beberapa contoh distro komersial berbasiskan debian adalah Libranet Linux, Xandros Linux, Mepis Linux, dll. Sedangkan contoh distro non-komersial berbasiskan debian adalah Knoppix

Kekurangan Debian
mengupgrade debian sangat sulit, mesti reinstall server lagi.- jangka waktu antar mengeluarkan distro sangat singkat, skitar 7 bln sekali- pemaketan s/w menggunakan RPM ala debian sering bentrok bila pake aplikasi2 RPM debian.
- dependencies antar paket2 aplikasi sering ngawur